my priority

Selasa, 18 Januari 2011

artikel islam

Dua Macam REZEKI

Sebenarnya rezeki itu ada dua macam. Yang pertama sebagai ibtilaa (cobaan) dan yang kedua sebagai ishthifa (pilihan).

Rezeki yang sebagai cobaan adalah rezeki yang tidak ada hubungan apapun dengan Allah. Bahkan rezeki yang satu ini membuat manusia semakin jauh dari Allah, sampai akhirnya dia binasa. Ke arah inilah Allah ta'ala telah mengisyaratkan: 

"laa tulhikum amwaalukum"
harta kalian jangan sampai membiasakan kalian. (Al-Munaafiqun: 10)

Rezeki yang sebagai ishthifa adalah rezeki yang diperuntukkan bagi Allah. Allah akan jadi pelindung bagi orang-orang seperti itu. Dan segala sesuatu yang ada pada mereka, mereka anggap sebagai milik Allah semata. Dan hal itu mereka buktikan dari amal perbuatan mereka. 

Lihatlah kondisi para sahabat Rasulullah saw ketika masa cobaan tiba, maka segala sesuatu yang ada pada seseorang diantara mereka, semuanya diserahkan di jalan Allan ta'ala. Abu bakar ra adalah yang paling pertama datang , dengan mengenakan kain menyerahkan semua milik beliau. Dan Allah ta'ala telah membalas ganjaran bagi kain tersebut, yakni beliaulah yang pertama telah menjadi khalifah.

Ringkasnya untuk dipenuhi oleh keindahan sejati, kebaikan dan kelezatan rohani, harta yang dapat berguna adalah harta yang dibelanjakan di jalan Allah.

Selasa, 11 Januari 2011

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
[رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح ]
Terjemah Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Allah Ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan “
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : haditsnya hasan shahih).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث:
1.     Berdoa diperintahkan dan dijanjikan  untuk dikabulkan.
2.     Pemberian maaf Allah dan ampunan-Nya lebih luas dan lebih besar dari dosa seorang hamba jika dia minta ampun dan bertaubat.
3.     Berbaik sangka kepada Allah Ta’ala, Dialah semata Yang Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dan istighfar.
4.     Tauhid adalah pokok ampunan dan sebab satu-satunya untuk meraihnya.
5.     Membuka pintu harapan bagi ahli maksiat untuk segera bertaubat dan menyesal betapapun banyak dosanya.

Selasa, 28 Desember 2010


Pergaulan Yang Dilarang Agama

Sungguh menyedihkan keadaan sebagian pelajar di beberapa PTS/PTN. Umat Islam yang benar-benar beriman hendaknya sedih dan kasihan melihat keadaan ini. Mereka yang dikatakan termasuk orang yang jadi generasi bangsa dan agama tapi ternyata menginjak agama dan juga nama PTS/PTN itu sendiri. Apa itu ? Pergaulan mereka yang modern dan jahiliyah, yaitu berpacaran. Bahkan yang menyedihkan sampai kawinpun disebabkan dari asal pacaran mereka (na'udzubillah min dzalik). Wahai saudaraku seiman, adakah Islam membolehkan yang namanya pacaran sebagaimana yang dilakukan oleh muda mudi sekarang ? Atau perkenalan dulu setahun dua tahun sebelum nikah ? Wahai saudaraku, mari kita pelajari Al quran dengan benar dan hati yang suci. Jangan kita tafsirkan Alquran dengan nafsu kita, jangan jadikan Alquran dibelakang kita (mengikuti kita) tapi jadikan ia sebagai imam (ikutan kita). Jangankan untuk pacaran, memandang wanita atau sebaliknya itu saja dilarang oleh ayat Annur ayat 30 - 31 dan banyak hadits yang berhubungan dengan ayat itu. Orang yang banyak bergaul dan memandang wanita yang bukan muhrimnya (dilarang dipandang) atau sebaliknya maka ia tidak akan merasakan manisnya iman, shalat tidak akan menjadi penyejuk matanya. Kepahaman pada Alquran pun sangat sulit diberikan. Banyak orang yang tahu Arti Alquran, bisa membaca, tahu tafsirnya tapi tidak paham kemana arah dan tujuannya. Kalau pelajar PTS/PTN saja berpacaran maka bagaimana dengan orang diluar mereka ? Kalau orang yang dianggap menjadi generasi bangsa dan agama, pelajar saja memandang/ bergaul dengan yang bukan muhrim biasa saja maka bagaimana dengan orang yang ugal - ugalan ? Jadi wajar orang lain diluar berzina kalau orang yang menjadi generasi bangsa dan agama, pelajarsaja berpacaran (menganggap pergaulan bukan muhrim itu boleh). Kalau pelajar PTS/PTN kawin disebabkan pacaran maka wajar adik kelasnya kawin disebabkan kecelakaan (pahamkan maksudnya ?). Jadi benar Rasulullah saw mewasiatkan agar hati - hati dengan wanita. Wahai saudaraku, kalau perbuatan larangan itu dilakukan maka manusia itu telah berkedok atau bergaya terpelajar tapi seperti musang berbulu domba. Keliatannya baik tapi isinya sama saja dengan orang lain yang biasa di masyarakat. Lalu bagaimana dengan kata orang sekarang dengan penjajakan dulu sebelum nikah, menjalin hubungan dulu setahun dua tahun sebelum nikah dengan maksud untuk mengenal sifat atau watak masing - masing ? Masya Allah ...., hal itu bukan ajaran Alquran atau hadits. Dalam fiqih adanya hukum meminang / khithab dengan bolehnya memandang kepada calon yang diinginkan. Ini berarti sebelum kita ada keinginan hati untuk meminang maka tidak dianjurkan untuk memandang calon wanita itu. Karena agama tidak membolehkan memandang wanita yang bukan muhrim. Pandangan pertama bagian kita dan yang kedua adalah dosa bagi kita. Dalam mafhum hadits diriwayatkan seorang sahabat bertanya tentang pandangan tidak sengaja kepada hal yang diharamkan, maka Nabi saw menyruh untuk memalingkan wajah. Itu hal yang tidak sengaja lalu bagaimana dengan berteman, berdua - duaan, ber-sms-an, ditambah kata rayuan, sayang-sayangan ( mungkin ada yang berdalih itu - ini agar keinginan nafsu bisa terwujud). Kalau seseorang itu kawin disebabkan pacaran maka bagaimana nanti dengan perkawinan anak cucu ? Jadi beruntung orang yang kawin tapi Allah swt jauhkan ia dari sebab pacaran/ hal yang dilarang agama. Wahai saudaraku, kalau anda ingin kawin maka usahakan jangan disebabkan karena pacaran. Kenapa ? Anda fikirkan saja berapa banyak mendapat dosa yang disebabkan karena pacaran, ditambah lagi kurangnya berkah dari perkawinan tersebut yang disebabkan dosa pacaran. Silahkan anda renungi dengan hati yang tenang dan khusyuk. Seorang yang belajar tidak pantas melakukan perbuatan itu karena ada seorang waliyullah katakan ; قال الربيع بن أنس : من لم يخش الله فليس بعالم.
Orang yang tidak takut kepada Allah swt maka bukanlah sebagai orang alim/ ulama. Dan bagaimana seharusnya akhlak orang yang belajar maka hendaklah lihat perkataan Aisyah r.ha ; قالت عائشة : كان خلقه القرآن، يرضي لرضاه ويسخط لسخطه.
Akhlak Rasulullah saw ialah Alquran, beliau ridha dengan senang hati mengikuti perintah Allah swt dan dengan senang hati meninggalkan apa yang tidak disukai Allah swt. Kalau kita belum mengikuti seperti itu maka akhlak kita tidak mengikuti Nabi saw dan juga bertentangan dengan Alquran, lalu bagaimana bisa memahamkan kepada orang lain kalau diri sendiri saja belum paham. Perbuatan ini sudah semarak dimana-mana dan terhadap siapa saja. Maka kita kuatkan iman kita agar terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh Allah swt ini. Dan perlu diketahui bahwa ilmu, status apa saja pada seseorang tidak bisa menahan perbuatan ini kecuali orang yang punya iman kuat. Jadi kenapa maksiat meyebar, ini disebabkan daripada iman yang lemah. Sebagaiman dalam makna hadits ; Tidak akan berzina orang yang berzina selama ia masih beriman. Semoga Allah swt menjaga kita dan anak cucu kita dari perbuatan yang dilarang - Nya, amin

BAB: ORANG MUKMIN DI AKHIRAT PASTI DAPAT MELIHAT ALLAH SWT.

113. Abu Musa r.a. berakata: Rasulullah saw. bersabda : Ada dua buah Surga yang terbuat dari perak beserta wadah dan segala isi kandungannya, dan dua buah Surga yang terbuat dari emas beserta wadah dan segala isi kandungannya. Penghalang ahli Surga untuk memandang Rabb mereka hanyalah hijab Keagungan pada Wajah-Nya di Surga Adn.  (Bukhari, Muslim).

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ جَنَّتَانِ مِنْ فِضَّةٍ آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا وَجَنَّتَانِ مِنْ ذَهَبٍ آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا وَمَا بَيْنَ الْقَوْمِ وَبَيْنَ أَنْ يَنْظُرُوا إِلَى رَبِّهِمْ إِلَّا رِدَاءُ الْكِبْرِيَاءِ عَلَى وَجْهِهِ فِي جَنَّةِ عَدْنٍ

Selasa, 14 Desember 2010

Amal Ibadah yang Paling Dicintai Allah

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra : Rasulullah Saw pernah bersabda, “perbuatan yang engkau lakukan tidak akan menyelamatkan engkau dari api neraka”, mereka berkata, “bahkan engkau sendiri ya Rasulullah?” Nabi Muhammad Saw bersabda, “bahkan aku sendiri, kecuali Allah melindungiku dengan kasih dan rahmatNya. Oleh karena itu lakukanlah perbuatan baik sepatut mungkin, setulus mungkin, sedapat mungkin dan beribadahlah kepada Allah pada pagi dan sore hari, pada sebagian dari malam hari dan bersikaplah al-qashd (mengambil pertengahan dan melaksanakannnya secara tetap) karena dengan cara itulah kamu akan mencapai (surga)”.


Diriwayatkan dari Aisyah ra : seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad Saw, “apakah amal (ibadah) yang paling dicintai Allah?” Nabi Muhammad Saw bersabda,” amal (ibadah) yang dilakukan secara tetap meskipun sedikit